POSITIVE MENTAL SURVIVAL.
Positive Mental Attitude Menjadi Prioritas Utama Dalam Survival.
Sharing lagi pengalaman
Basic Course SSI di Nusa Kambangan
oleh
Regar Haya
Stockdale
Paradox & Penyangkalan
Mohon koreksinya Om Michael TheGuardian Angel
“Oh,
that’s easy, the optimists. Oh, they were the ones who said, ‘We’re going to be
out by Christmas.’ And Christmas would come, and Christmas would go. Then
they’d say, ‘We’re going to be out by Easter.’ And Easter would come, and
Easter would go. And then Thanksgiving, and then it would be Christmas again.
And they died of a broken heart”
Itu
adalah jawaban James Bond Stockdale saat ditanya mengenai siapa yang akan tidak
berhasil keluar dari Vietnam. ‘Si Optimis’. Stockdale adalah salah satu dari
sebelas ‘Alcatraz Gang’, tahanan perang zaman Perang Vietnam. Dia menghabiskan
waktu 8 tahun di Hanoi Hilton.
Terkait
konteks survival, kondisi yang dialami Stockdale saat itu adalah situasi
survival. Situasi yang mengancam hidupnya. Tetapi dia menunjukkan bagaimana
sikap mental yang positif dalam menyikapi situasi survival, se-brutal apapun
itu. Dia menerima situasi itu, mempelajari dan memperbaiki situasi tersebut.
Kebalikan dari sikap positif itulah yang masih sering kita jumpai ketika dihadapkan dengan stressor, baik dalam situasi survival yang sebenarnya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Cenderung kita untuk tidak menerima apa yang kita alami. “mengapa ini terjadi pada saya?”, “kenapa harus saya?” , “onde mandeh..baa lai den ko?ka manga den lai?” dan ini akan mempengaruhi tubuh kita dalam merespon kondisi yang kita alami. Kita akan mengalami panik, stress, bingung dan sampai menurunkan kondisi fisik tubuh. Seperti Om Gundul pernah cerita, ada seorang yang digigit ular jenis Proteroglypha. Korban sampai pingsan. Saat ular yang menggigit diperlihatkan ke Om Gundul, Om Gundul bilang bahwa si korban akan baik-baik saja. Dan setelah beberapa saat, dikasih susu hangat, korban kembali sadar. Inilah yang terjadi ketika kita merespon situasi dengan negative. Respon negative tersebut akan diteruskan oleh otak keseluruh tubuh sehingga daya tahan tubuh kita menurun drastic yang berakibat kita kaget dan pingsan.
Kebalikan dari sikap positif itulah yang masih sering kita jumpai ketika dihadapkan dengan stressor, baik dalam situasi survival yang sebenarnya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Cenderung kita untuk tidak menerima apa yang kita alami. “mengapa ini terjadi pada saya?”, “kenapa harus saya?” , “onde mandeh..baa lai den ko?ka manga den lai?” dan ini akan mempengaruhi tubuh kita dalam merespon kondisi yang kita alami. Kita akan mengalami panik, stress, bingung dan sampai menurunkan kondisi fisik tubuh. Seperti Om Gundul pernah cerita, ada seorang yang digigit ular jenis Proteroglypha. Korban sampai pingsan. Saat ular yang menggigit diperlihatkan ke Om Gundul, Om Gundul bilang bahwa si korban akan baik-baik saja. Dan setelah beberapa saat, dikasih susu hangat, korban kembali sadar. Inilah yang terjadi ketika kita merespon situasi dengan negative. Respon negative tersebut akan diteruskan oleh otak keseluruh tubuh sehingga daya tahan tubuh kita menurun drastic yang berakibat kita kaget dan pingsan.
Sikap
optimis yang tidak dibarengi dengan kemampuan menerima situasi akan berujung
fatal. Situasi tersebut akan mengalahkan anda. Optimis seperti inilah yang
dimaksud Stockdale yang akan tidak keluar dari Vietnam, optimis yang cenderung
ostrich approcach.
Tidak sedikit juga yang ketika mengalami situasi survival atau
menghadapi stressor yang tinggi, kita berusaha menghibur diri sendiri.
Menganggap situasi tersebut tidak akan berlangsung lama. Menganggap kita tidak
sedang melakukan yang salah.“ah, paling cuma sebentar” , “sebentar lagi akan
ada bantuan” , “gak tersesat kok.ntar juga
ketemu jalan”dll. Tanpa kita sadari kita baru saja melakukan penyangkalan.
Menyangkal bahwa kenyataannya kita sedang dalam situasi survival, akan ada
bahaya/ancaman terhadapa kita, menyangkal bahwa kita sebenarnya tersesat.
Sehingga dengan kita melakukan penyangkalan dalam arti kita tidak bisa menerima
situasi tersebut, otak pun akan meresponnya dengan tidak tenang. Karena
sebenarnya kita juga tidak tenang dengan kondisi tersebut. Hal ini bisa
berujung kepada keputusasaan jika apa yang kita inginkan tidak terjadi..
Itulah
mengapa positive mental attitude menjadi prioritas utama dalam survival. Karena
otak adalah senjata utama dan yang paling ampuh dalam bertahan hidup.
Sadari
bahwa kita dalam ancaman, terima itu dan coba perbaiki. Lihat tantangan itu
secara objektif. Bangun mental positive yang bagus dan lakukan hal yang tepat
(karena dalam situasi survival, hal yang benar tidak selalu tepat) berikutnya.
Karena dengan belajar ilmu survival, kita mempersiapkan diri untuk menghindari
situasi survival itu sendiri.
Always
be ready because we never know
In Omnia Paratia
SSI.FB |
google.com |
0 komentar:
Posting Komentar